Selasa, 24 Juli 2012

Ayah'ku'

Ayah bak nama yang sudah asing dan usang di telingaku dan adik. Ayah seolah hanya material pelengkap hidupku dan adik. Ayah selah tak ada artinya di mata kami.

Pernah ketika hampir empat tahun aku tak pernah mengenal sosokmu. Hmmm ayah, dan kini kamu hadir lagi di tengah kami, ingin merebut ketentraman kami. Tidak ayah, aku sudah bukan anakmu yang dulu.... Aku sekarang beranjak dewasa, aku tak selemah ibuku.

Kadang, aku sedkit berterimakasih pada Allah. Karena ayah, aku bisa setergar ini. Karena ayah, aku diajari banyak hal tentang arti keikhlasan oleh ibuku. dan  karena ayah pula, aku terlamapu selektif memilih lelaki.
Ayah, jika aku boleh memilih Tuhan, sebenarnya ingin rasanya memori manis kita dulu kembali. Aku, kamu, adik dan ibu bersama lagi.

tapi semua sudah berlalu, hampir 20 tahun aku seolah hidup tanpamu. Sakitnya ibuku turut kurasakan. Ayah, kalaupun kamu ingin hidup dengan dunia barumu silakan. Dan tolong jangan kembali lagi, karena itu semakin membuat pedih di hatiku.

Meski hatiku kadang lara saat mengingatmu, Ayah, yakinlah aku selalu berdoa Tuhan memberikan yang terbaik untukmu. Tapi satu pesanku, jangan lagi ganggu ibuku. Karena aku sangat mencintainya. Jauhhhh lebih mencintainya daripada menyayangimu..

Maaf.....

Selasa/24/8/2012.. Saat tiba-tiba aku mengingatmu Ayah'ku'

Tentang Passion

Ini adalah tentang passion. Melakoni pekerjaan sebagai wartawati, dan wira-wiri setiap hari. Menguak hal yang misteri dan mencari tahu hal yang kadang tak ku mengerti.
Yahh,, ini semua tentang passion..
Kalau tak mampu, tak usah dilakoni.
Tuhan sudah memberikan takdirnya untuk kau jalani. Dan terus saja berdoa di tengah sepimu bahwa smua akan baik-baik saja. “All is well”..

Aku dan Kamu

Aku dan kamu
Cintaku dan cintamu menyatu dalam satu waktu,
aku dan kamu menunggu kepastian waktu yang kita tak pernah tahu.
aku rinduuu, rinduuu kamu yang duluuuuuuuuuu… saat kau masih dekat denganku….
kini, jarak ber mil-mil itu memisahkan aku dan kamu..
bibirku pun rasanya sudah kelu, untuk lagi mengatakan kalau aku ingini kamu.
Esok, jika kita dipertemukan lagi oleh-Nya’
esok jika memang kita boleh bersama,
aku mau, aku dan kamu mengabdikan rasa kita….

Yang Terbaik Tetap Ibuku

-Refleksi 23 th bersama keluarga kecilku-
Minggu pagi, 24 juni 2012, getar HP membangunkanku yg kala itu tidur lelap. Dengan malas, kuangkat satu panggilan masuk. “Hallo, mbak Ika. Selamat ulang tahun ya, maaf semalem sbenere ingin mengucapkan jam 12 itu tapi ibu sudah tertidur,”. “Oh iya, matur nuwun geh,” jawabku malas. “Ya wis nek masih ngantuk, ibu tutup ya. Bobok lagi saja,”. Demikian, suara lembut ibuQ hilang..
Ibuku selalu seperti itu,  kasih sayangnya untukku sangat luar biasa. Kasih sayang dan ketulusannya selalu tak pernah tergantikan..
Kekuatannya dalam mempertahankan dan memperjuangkan aku dan adikku sangat luar biasa. Beliau lembut, kalem, tapi sangat tangguh, bersahaja dan selalu ikhlas menerima. Baginya aku dan adikku selalu yang utama.
Itulah kenapa tak pernah ada alasan bagiku untuk tak mengingatnya. Setiap hari dan setiap waktu. Meski kadang aku sedikit egois dengan sikapku.
Melakoni kehidupan dalam belaian kasih ibuku itu sangat luar biasa. 23 tahun sudah kami bersama. Ibu selalu memberikan kbutuhanku, melengkapi apa yang kurang dari diriku.
Meski hanya setahun sekali kami bisa bersua. Transfer kasihnya selalu kurasakan setiap waktu. Dan aku yakin, ketulusan rinduku padanya akan menjadi jembatan indah yang akan membawa kami ‘nanti’ segera bersama selalu.
Nasihatnya selalu membuatku tegar menghadapi ujian-NYA. Keikhlasannya selalu membuatku tertegun, dan berkaca, bahwa kehidupan itu bakal mudah jika kita ikhlas menjalaninya.

Dari 16 Juli Itu

Diawali dengan pertemuan para kaum marjinal Kota Solo, dilanjutkan dengan orang-orang yang mengaku aktivis pergerakan, Kapolsek, Kapolres Solo dan RI-1. Dari mereka tergmbar jelas perbedaanya. kaum marjinal Solo, salah satunya PSK, mereka dengan nyaman melakoni pilihan hidupnya. Meski kadang anggapan miring dari orang sekitar terus mengalir. Mereka terpinggirkan dan jauh dari kelayakan -bagi kita-. Tak tahu apa yang mereka fikirkan. Mungkin nyaman, mungkin juga merasa beban.
Menjelang siang, saya bertemu dengan puluhan aktivis yang rapat konsolidasi demo kedatangan RI-1. Mereka sepakat menolak dan menentang. Aktivis yang mengaku pro rakyat ini hampir semua menggebu-gebu dalam berpendapat. Seolah kehidupan mereka hanya tuk mengabi kepada rakyat. Namun, miris, saat demo di bundaran gladag, mereka dibubarkan aparat kepolisian yang seolah berkuasa. Mereka seperti tak punya taring. Hanya diam saat tahu korlapnya digelandang ke Mapolsek.
Ironis, sang korlap yang ditangkap tiba-tiba ditelfon kalau anaknya sakit di rumah sendirian.Woww, dalam hati saya saat itu langsung meratap. Dia yang katanya membela rakyat tertindas, sbenarnya malah menindas diri sendiri.
Menjelang malam, sisi kehidupan jauh berbeda menjadi sorotan saya. Ketika bertemu dengan SBY yang saat kedatangannya di Manahan saja dikwal ratusan orang. Dibalik ketenaran dan keagungannya, dia nampak lesu dan lemah. Tapi tak taukah kalian, dibalik kepolosannya, banyak kebusukan yang ia simpan. Pencitraan, begitulah SBY.
Hari ini memang lelah, sangat. Namun, banyak pelajaran yang bisa kupetik malam ini. Semua orang punya cerita dan kepuasan hidup masing-masing. Baik kaum pinggiran- SBY.
Hari ini memang hidup saya sangat berwarna. Ditambah telefon dari ibuku tercinta kala ku memang tengah lelah.
Solo, 16/7, 2012