Selasa, 24 Juli 2012

Yang Terbaik Tetap Ibuku

-Refleksi 23 th bersama keluarga kecilku-
Minggu pagi, 24 juni 2012, getar HP membangunkanku yg kala itu tidur lelap. Dengan malas, kuangkat satu panggilan masuk. “Hallo, mbak Ika. Selamat ulang tahun ya, maaf semalem sbenere ingin mengucapkan jam 12 itu tapi ibu sudah tertidur,”. “Oh iya, matur nuwun geh,” jawabku malas. “Ya wis nek masih ngantuk, ibu tutup ya. Bobok lagi saja,”. Demikian, suara lembut ibuQ hilang..
Ibuku selalu seperti itu,  kasih sayangnya untukku sangat luar biasa. Kasih sayang dan ketulusannya selalu tak pernah tergantikan..
Kekuatannya dalam mempertahankan dan memperjuangkan aku dan adikku sangat luar biasa. Beliau lembut, kalem, tapi sangat tangguh, bersahaja dan selalu ikhlas menerima. Baginya aku dan adikku selalu yang utama.
Itulah kenapa tak pernah ada alasan bagiku untuk tak mengingatnya. Setiap hari dan setiap waktu. Meski kadang aku sedikit egois dengan sikapku.
Melakoni kehidupan dalam belaian kasih ibuku itu sangat luar biasa. 23 tahun sudah kami bersama. Ibu selalu memberikan kbutuhanku, melengkapi apa yang kurang dari diriku.
Meski hanya setahun sekali kami bisa bersua. Transfer kasihnya selalu kurasakan setiap waktu. Dan aku yakin, ketulusan rinduku padanya akan menjadi jembatan indah yang akan membawa kami ‘nanti’ segera bersama selalu.
Nasihatnya selalu membuatku tegar menghadapi ujian-NYA. Keikhlasannya selalu membuatku tertegun, dan berkaca, bahwa kehidupan itu bakal mudah jika kita ikhlas menjalaninya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar